Dua
warga negara Taiwan dituduh berusaha mengekspor teknologi militer AS demi
kepentingan pemerintah Cina. Agen
rahasia AS telah menyelidiki pasangan ini untuk dugaan penyelundupan narkoba
sejak Februari 2011.
Namun
keduanya justru berusaha membeli dan mengekspor teknologi persenjataan,
termasuk sebuah pesawat kecil. Pemerintah
AS mengatakan WN taiwan tersebut bekerja untuk asisten seorang pejabat tinggi
Cina. Jaksa
memasukkan dakwaan Rabu (25/04) di Newark, New Jersey, terhadap seorang lelaki
bernama Hui Sheng-shen, 45, dan seorang perempuan Huan Ling-chang, 41.
Para
terdakwa "diduga beraksi atas nama agen-agen Republik Rakyat Cina dan
berusaha memperoleh aset dan informasi yang, dalam istilah mereka, 'akan
menyakiti Amerika,'" demikian isi surat dakwaan itu. Pengacara
Huan mengatakan kliennya menyatakan tidak bersalah, dan menambahkan, "Kami
menunggu ia dibebaskan dari semua dakwaan." Pengacara
Hui menolak berkomentar.
'Dari
Beijing'
Menurut
jaksa, keduanya awalnya mengindikasikan bahwa klien mereka tertarik membeli
pesawat pengintai E-2 Hawkeye tetapi mereka kemudian mengungkapkan bahwa mereka
juga tertarik pada jenis teknologi lainnya. Menurut
seorang agen, Hui mengklaim ia mewakili sejumlah klien yang "berasal dari
Beijing... Mereka bekerja untuk pemerintah Beijing... Semacam perusahaan
intelijen untuk pemerintah Cina, seperti CIA."
Beberapa
hari sebelum ditangkap, keduanya bertemu dengan seorang agen rahasia yang
menyamar di New York. Mereka
mengatakan telah mengamati pesawat tanpa awak, Raven RQ-11B, yang dibawa agen
tersebut sebagai sampel dan menyatakan tertarik untuk membeli. Mereka
juga didakwa mengambil foto manual sejumlah pesawat lain dan ditangkap sebelum
sempat menghapus foto-foto itu. Jika
dinyatakan bersalah, kedua WN Taiwan itu terancam hukuman masing-masing 15
tahun.

No comments:
Post a Comment